Minggu, 13 Februari 2011

Mengapa AKPRO mesti ada???


Sebenarnya agak berat untuk memulai sebuah tulisan ini,,karena memang latar belakang saya yang memang tidak terlalu hobi menulis, hanya mencoba saja. Namun sepertinya hal ini perlu saya lakukan guna mengeluarkan semua ide ide saya yang selama ini terpendam, walau memang, sangat sedikit ilmu yang saya miliki.
Mengapa saya memilih judul " Mengapa AKPRO mesti ada?". Ah,, mungkin ini hanya sebuah kegelisahan saya pribadi tentang keberadaan AKPRO, atau ilmy di kampus tercinta ini. Ketika Dakwah kampus  yang mulai berkembang , diikuti oleh tumbuhnya wajiha yang semakin eksis, dan jumlah ADK yang semakin bertambah, sungguh hal ini merupakan perkembangan yang sangat menggembirakan. Seperti yang kita ketahui, ada tiga sektor dakwah kampus, Dakwiy, Siyasi, dan ilmi. Untuk di Unsri, baik siyasi maupun Dakwiy telah berjalan dengan baik, dapat dilihat dari aktifnya wajiha-wajiha yang ada di kampus, Baik itu LDF, LDK, BEMF, BEM U maupun DPMU. Namun di sisi lain , masih belum ada atau dengan kata lain perhatian kepada dakwah "ilmy" di kampus tericnta, padahal, dilihat dari latar belakang dakwah ilmy, sesungguhnya, peran dari dakwah ilmy adalah sangat besar. Dakwah ilmy dapat menjadi sarana syi'ar dan kaderisasi bagi sebuah wajiha. Dakwah ilmy juga sangat berperan besar dalam penyiapan kader2 potensial dan berprestasi untuk terjun di dunia pasca kampus yang memang membutuhkan kader-kader profesioal. Inilah yang menjadi tujuan dakwah kampus yang sebenarnya yaitu menghasilkan produknya yang siap berkontribusi di masyarakat.
Indonesia, yang sekarang berada dalam ranah demokrasi tentu tidak hanya membutuhkan kader2 yang “jago” berorasi, berpolitik dan beropini. Seperti kita ketahui bahwa dakwah kita yang telah berada di ranah muasasi, peran2 dakwah kita telah semakin meluas, seiring meluasnya peran2 dakwah yang tidak lagi hanya mencakup ceramah2 atau hanya di majelis majelis taklim yang ada. Peran dakwah telah sangat meluas, ditunjukkan dengan masuknya dakwah dalam ranah politik yang tentu saja akan berpengaruh dalam ranah kepemerintahan. Wah,, kalau ditilik lebih dalam, tentu saja butuh kader kader dakwah yang mesti “mahir” di bidang kepemerintahan. Baik itu bidang social, kesehatan, pendidikan, science, kepemudaan, dan lain2. Banyak,,,,banyak sekali sektor2 publik yang mesti kita pahami, kita masuki dan tentu membutuhkan kader yang “paham” dan professional. Hmm,,,,bisa???tentu bisa..saya yakin,,,kader2 dakwah itu cerdas.

Nah,,kembali lagi ke pentingnya penyiapan kader2 cerdas itu,,, tentunya mesti dipersiapkan bukan???ya,,,itulah fungsi dakwah ilmy di kampus. Dakwah kampus “WAJIB” memberi ruang bagi para kader untuk mengembangkan potensi keilmuannya. Bukan,ini bukan berarti bahwa kader2 hanya mengurusi masalah ilmy saja. Tidak,,,tapi pemetaan kader2 kampus mulai saat ini harus terbagi rata. Ini sudah saatnya. Setiap mahasiswa tentu memiliki “muyul” nya sendiri bukan? Nah itulah peran dakwah kampus yang harus memfasilitasi kader2 “potensial” tersebut.  Tentu ada saja kader2 yang jago politik, tapi tak sedikit pula kader2 yang jago “science” nya,,atau memiliki bakat2 potensial. Wah,,harus disadari bahwa kader2 kita itu bermacam macam bakatnya.
Bukan  masanya lagi ada kata – kata “ jangan sampai belajar menganggu aktivitas dakwah” dan “ jangan sampai dakwah mengganggu belajar saya”!...tidak,,semoga itu tak ada lagi dalam frame berfikir aktivis dakwah lagi. Come on guys,,,,kampus itu tempat kita menuntut ilmu,,,jadi tuntutlah sebanyak banyaknya!! Gak akan selamya jadi mahasiswa,,,,jadi manfaatkanlah waktu kita untuk sebanyak-banyaknya beramal. Saya yakin kita bisa….bisa….belum terlambat!!

5 komentar:

  1. Afwan,
    duh,kayaknya berat bahasan kali ini.dakwah Kampus.
    Mahasiswa-ADK.
    kader yang beragam inilah yang bakal membuat dakwah kita terus berkembang.
    bagaimana nantinya para kader-kader dakwah setidaknya memilik kemampuan di bidang yg digelutinya selama di kampus.Pendidikan-dpt menjadi pembeharu sistem pendidikan sekarang,ekonomi-dpt menjadi solusi perekonomian di negara kita,dll.
    tapi kebanyakan kader dakwah kampus, saat telah selesai sedikit sekali kontribusinya untuk dakwah.padahal posisinya yg begitu strategis. GUru-dpt mendidik anaknya ngak sekedar pendidikn ilmu saja tetapi bagaiman mengajarkan akhlak kepada anak didiknya,dll.
    insayaAllah kita selalu dlm rahmat,inayah, dan riayah-Nya.agar dpt terus berkontribusi untuk dakwah ini,dimanapun,kapanpun,dan siapapun kita.
    Amiin.

    BalasHapus
  2. whuaa,,,dicomment ya??
    sekali kali agak berat dikit ai,,biar dak dikatoi wong gek nulis kucing tulah..

    bener lah ya,,,,moga2 dengan adanya Akpro di Nadwah bisa menjadi awal bangkitnya dakwah ilmy di unsri.

    Amin

    BalasHapus
  3. setuju dek.
    sebenarnya menjadi sebuah pertanyaan :
    komunitas mahasiswa yg katanya merupakan komunitas intelektual tapi anehnya kok bisa masih ada yang memandang dengan sebelah mata atau memicingkan mata terhadap bagian lain dakwah yang seharusnya menjadi background dari tiap diri kader.

    BalasHapus
  4. syukron mbak,,^^

    itulah yg menjadi PR kita bersama terutama PR bagi kader2 kita,,,semoga bisa menjadi lebih baik dengan kontribusi kita selanjutnya

    BalasHapus
  5. afwan, boleh ngikut ya...
    AKPRO yg ana ketahui adalah menjadi jembatan perekrutan dan penokohan kader2 dakwah kita melalui ilmu dan akademik yg rata2 menjadi fokus mahasiswa kebnyakan...

    BalasHapus