Sabtu, 12 Maret 2011

Dakwah Ilmy,,, kini dan harapan…

Dakwah Ilmy,,, kini dan harapan…

Dakwah ilmy,,,dalam perkembangannya telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam perjalanan dakwah kampus saat ini,, muncul pada awal tahun 2000-an,, dakwah ilmy menjadi bagian pentinng dalam  hal pemasok kebutuhan kader2 profesional yang akan berjuang pada masa pasca kampus. Bagaimana tidak, ketika dakwah telah pula masuk dalam ranah kepemerintahan dan perpolitikan, maka kader2 yang berada disana pun mesti professional. Bagaimana ketika dakwah telah berperan dalam mengambil kebijakan, untuk kemaslahatan masyarakat Indonesia. Maka kebutuhan akan kader2 yang mumpuni dalam arti kata berkompeten dibidangya adalah hal yang pasti dibutuhkan.  Hal ini tak akan pernah dipungkiri oleh setiap kampus di Indonesia. Termasuk di Universitas Sriwijaya.
Universitas Sriwijaya, yang termasuk dalam 20 besar Universitas terbaik di Indonesia tentu merupakan kampus yang mempunyai peran besar sebagai “lumbung” perubahan,,,atau dengan kata lain menjadi pemasok intelektual2 muda yang akan berperan besar di masyarakat pada masa pasca kampusnya. Dalam hal ini, ADK, yang tentu saya yakin adalah kumpulan orang2 cerdas, professional dan “aktivis” menjadi harapan “dakwah” agar mampu menjadi bagian dari agen2 dan pelaku perubahan di masyarakat mendatang. Itulah yang menjadi alas an, mengapa dakwah ilmy menjadi hal yang mutlak harus ada di Kampus.
Dakwah ilmy unsri yang baru berjalan sekitar 5 tahun terakhir, tentu memang masih belum jelas terlihat “greget”nya,,jauh dibandingkan dengan dakwah amah dan siyasi. Dakwah ilmy masih menjadi kebutuhan “ sekunder” sepertinya di Unsri. Wajar,, ya saya rasa wajar karena memang jumlah kader yang “sangat sedikit” dan pengalaman yang masih sangat kurang ditambah lagi dengan masih belum jelasnya system kaderisasinya.
Belum ada kejelasan tentang jumlah kader ilmy yang ada di unsri, membuat sulit kerja2 dakwah ilmy yang memang membutuhkan tim2 yang solid. Kerja dakwah ilmy, saya rasa memang tidak gampang, apalagi bagi kampus yang masih dalam proses perintisan seperti Unsri. Kerjasama dengan ADKP, yang seperti Universitas lain, Dakwah ilmy terbangun,, tak pernah lepas dengan peran ADKP di dalamnya. ADKP juga menjadi pelopor terbangunya dakwah Ilmy kampus. Seperti Di Universitas Jambi, dimana, atas bantuan dan kerjasama dengan ADKP, maka mereka bisa membangun dakwah ilmy mereka, perlahan tapi pasti. Komunikasi dengan ADKP menjadi hal utaman di sini. Inilah yang mesti Unsri lakukan, mulailah membangun komunikasi, menjalin silaturahim, dan insyaAllah, dakwah ilmy Unsri akan menemui titik terang.
Kemudian masalah kader. Kader adalah hal yang utama pula dalam suatu system dakwah kampus. Tak ada  kader, maka tak ada dakwah. Di unsri sendiri, tak lebih dari 20 orang tercatat sebagai kader ilmy, itupun dengan konsekuensi, kader2 ilmy tak juga bisa terfokus ke ilmy saja. Mereka masih memegang amanah di lini,, atau wajiha lain. Sisitem kaderisasi yang mandeg, tak berjalan sesuai alurnya juga menjadi masalah. Saya rasa, sudah saatnya mengatur kembali masalah kaderisasi ini. Tak ada lagi masalah tarik menarik kader, kader ilmy mesti telah “ terpetakan” sejak awal kuliah dan itu  mesti terfollow-up dengan baik. Jenjang2 dauroh atau training mesti dilakukan, walau saya tahu, bahwa tak setiap fakultas telah memiliki kader2 ilmy yang cukup dan mampu. Namun saya tekankan bahwa bagi fakultas2 atau wajiha yang telah memiliki cukup kader, maka sebaiknya segera melakukan revolusi kaderisasi, create bagaimana cara agar kader2 ilmy dapat terfollow up dengan baik dan  bisa menjadi pnopang dakwah ilmy selanjutnya. Harus dan kita mesti optimis!!
Kemudian masalah wajiha, memang belum ada wajiha independen di Unsri khusus untuk ilmy, hal ini penting, karena dengan adanya wajiha, maka dakwah ilmy akan bisa melebarkan sayapnya. Wajiha ilmy juga bisa menjadi tempat aktualisasi diri bagi kader2 ilmy untuklebih berkarya dan menghasilkan prestasi2 nyata untuk dakwah. Wajiha ilmy bisa menjadi lumbung “kader” ilmy yang akan siap berkontribusi untuk masyarakat. Itulah pentingnya sebuah wajiha. Dan inilah yang mesti diusahakan untuk Unsri kedepan. Memang telah ada kelompok2 studi di unsri dengan berbagia macam Backgroundnya, dan inilah yang mesti difasilitasi. Forum2 ilmy bisa menjadi  cikal bakal wajiha nantinya, dan sekali lagi komunikasi adlah hal yang mutlak, baik dengan sesama ADK atau dengan ADKP.
Itulah secuil tulisan saya,,dengan berbagai macam harapan agar Unsri akan menunjukkan “gregetnya” segera,,,,saya yakin,,tak akan lama lagi,,Insya ALLAH.
QS AR Ra’d :11
“ sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebeum mereka mengubah keadaan mereka sendiri”
Insya Allah,,,,^_^

1 komentar:

  1. mari membangun dakwah 'ilmy dari bawah, mungkin tidak hanya di Unsri, tapi di banyak univ di Indonesia, memang masih 'dikesampingkan'
    yang penting, ikhlas beramal dan lillah, serta berjuang sesuai kapasitas masing masing

    BalasHapus